SPORTMUSEUMCURACAO – Bertentangan dengan ajaran Islam yang meminta umatnya tidak berperilaku mubazir, ancaman peningkatan sampah makanan sayangnya cenderung naik selama Ramadan. Limbah ini umumnya berkaitan dengan perilaku konsumsi berlebihan yang sering kali karena lapar mata.
Business Development FoodCycle Indonesia, Kukuh Napaki, menyebut bahwa fenomena lapar mata saat membeli takjil dan makanan berbuka menyebabkan banyaknya sisa makanan, karena sudah terlalu kenyang atau rasanya tidak sesuai ekspektasi. “Akhirnya terbuang,” katanya melalui pesan pada Lifestyle Liputan6.com, Rabu, 5 Maret 2025.
“Selain itu,” ia menambahkan. “Banyak rumah tangga dan institusi yang memasak atau menyajikan makanan dalam jumlah lebih besar karena acara buka puasa bersama.”
Di skala rumah tangga, homecooking enthusiast Alun Rahma menyarankan untuk lebih dulu merencanakan menu dan porsi sajian demi mencegah maupun mengurangi sampah dapur. “Bila punya rencana masak, kita akan belanja sesuai kebutuhan, tidak berlebihan,” ungkapnya melalui pesan terpisah, Sabtu, 8 Maret 2025.
“Bahan makanan yang dibeli tanpa rencana biasanya tidak akan termasak dan jadi sampah dapur. Selain, perlu juga konsistensi mengolah bahan makanan di dapur agar tidak berujung busuk dan terbuang jadi sampah,” ia menyambung.