MotoGP, ajang balap motor paling bergengsi di dunia, kini memasuki babak baru dengan kepemilikan yang segar dan strategi inovatif. Pemilik baru MotoGP berencana untuk tidak hanya menyajikan aksi balap yang mendebarkan, tetapi juga membuka tirai kehidupan pribadi para pebalap secara lebih dekat dan mendalam. Apa sebenarnya strategi ini dan bagaimana dampaknya bagi penggemar serta dunia balap? Mari kita kupas tuntas.
Perubahan kepemilikan MotoGP membawa angin segar dengan visi yang lebih modern dan interaktif. Pemilik baru ingin mengubah MotoGP dari sekadar tontonan balap menjadi pengalaman yang lebih personal dan emosional. Mereka percaya bahwa mengenal pebalap lebih dari sekadar di lintasan akan meningkatkan keterikatan penggemar dan memperluas basis penonton.
Ekspos Kehidupan Pebalap: Lebih dari Sekadar Balapan
Strategi utama yang diusung adalah ekspos kehidupan sehari-hari pebalap. Mulai dari persiapan fisik dan mental, rutinitas latihan, hingga sisi personal seperti keluarga, hobi, dan tantangan yang mereka hadapi. Konten ini akan disajikan melalui berbagai platform digital, termasuk video dokumenter, vlog, dan media sosial resmi MotoGP.
Perubahan besar ini turut diiringi dengan strategi pemasaran yang lebih segar, salah satunya melalui kehadiran Kelly Brittain sebagai kepala divisi pemasaran MotoGP.
Selama enam bulan terakhir, Brittain telah melakukan perombakan di struktur pemasaran MotoGP. Tujuannya jelas, membawa olahraga balap motor ini lebih dekat ke penggemar global dengan pendekatan yang lebih modern.
Langkah ini mengingatkan pada transformasi Formula 1 yang juga dilakukan Liberty Media beberapa tahun lalu, dan kini menjadi acuan banyak pihak dalam mengelola olahraga berbasis hiburan.
“Kesuksesan F1 tidak terjadi karena satu hal saja. Ada strategi konten yang kuat, kisah-kisah menarik dari para pebalap, dan tentu saja, momentum yang pas lewat serial Drive to Survive,” ujar Brittain, dikutip dari Speedweek, Selasa (8/7/2025).
Meski F1 berhasil meraih popularitas global melalui serial dokumenter Netflix, Brittain menegaskan bahwa MotoGP tidak perlu meniru format yang sama.
“Kita tidak perlu membuat ‘Ride to Survive’. MotoGP sudah memiliki banyak cerita menarik. Yang kita butuhkan adalah menyampaikannya dengan lebih baik,” ucapnya.
Menurut Brittain, selama ini, para penonton lebih mengenal para pebalap lewat aksi di lintasan, bukan dari sisi kepribadian atau kehidupan di luar balapan. “Kalau kita tahu siapa mereka di balik helm, maka penonton akan merasa lebih terhubung. Orang ingin mendukung seseorang yang mereka kenal, bukan hanya karena kecepatan atau keterampilan balapnya,” tambah dia.